04 November 2004

.... untuk selanjutnya

Pada posting yang kedua ini, dilakukan pada hari yang kedua, materi masih tidak dipikirkan tetapi lebih merupakan latihan untuk menggunakan blog ini. Masih berpikir bagaimana bisa bekerja dengan lebih efektif dan efisien.

Semenjak satu bulan terakhir ini, aku menggunakan browser (piranti lunak untuk melihat situs internet) Firefox (FF), sejauh ini sangat puas dengan kinerja (performance) piranti ini. Berbeda dengan Internet Explorer (IE) yang biasa aku gunakan sebelumnya, banyak kemungkinan kita untuk membuat tampilan dan kerja FF sesuai dengan keinginan dan kebutuhan kita. Secara standar dia memiliki fitur-fitur tambahan baik untuk menyesuaikan tampilannya (Themes) maupun fitur tambahan (Extension). Aku misalnya memilih untuk menggunakan theme yang menjadikan seluruh toolbar tampil lebih kecil, memberi ruang lebih besar pada isi situs ang bisa ditampilkan. Juga beberapa extension yang kerap aku gunakan Quicknotes yang merupakan notes kecil, untuk mencatat berbagai hal yang kita inginkan selagi kita di internet, extension lain bahkan memungkinkan kita untuk memblok bagian (text) tertentu dari situs dan mengirimkannya ke Quicknotes.

Lebih jauh dari sekedar perbedaan fungsional dan kinerja, FF dan IE sesungguhnya memiliki perbedaan yang lebih dari sekedar teknis. IE adalah produksi Microsoft yang merupakan perusahaan piranti lunak terbesar, yang saat ini adalah browser terpopuler di dunia, menguasai lebih dari 90% pasar. Sedangkan FF adalah bagian dari Mozzila yang tidak merupakan suatu perusahaan tetapi suatu komunitas programmer. Menariknya adalah pada bulan November ini FF diluncurkan sebagai produk lengkap dengan iklan di New York Times 1 halaman penuh yang dibiayai oleh para donatur dari pengguna FF. Beberapa berita terakhir menyebutkan bahwa saat ini pengguna FF telah naik cukup signifikan (maaf catatnya tercecer). Tetapi kenaikan besar sesungguhnya terjadi juga kala ada serangan virus tertentu yang merusak banyak IE tetapi tidak berhasil menyerang FF. Penjelasan teknisnya adalah bahwa FF yang menggunakan teknologi dasarnya Java lebih aman dari pada IE yang menyandarkan diri pada Activex.

Masih lebih jauh lagi FF dan IE adalah hal yang paling kasat mata dari perbendaan dua pendekatan informasi dan perkembangan informasi di alam maya (analogi juga bisa ditarik lebih jauh ke dalam masyarakat luas). IE terkait dengan Microsoft dan Bill Gates merupakan eksponen pasar bebas, yakni efisiensi produksi dan keunggulan teknologi dalam suatu struktur komando berdasarkan kepemilikan pribadi. FF merupakan eksponen gerakan open source yang tidak terkait pada pemilikan pribadi tetapi justru menjadikan produk yang dihasilkan sebagai milik publik. Pertarungan antara perusahaan besar berdasar pemilikan pribadi dan efisiensi dengan komunitas berdasarkan solidaritas ini sedang berlangsung dengan sangat serunya di dunia maya.

Pada tataran yang berbeda juga blogsites dilihat sebagai telah memangkas dominasi penerbitan besar seperti televisi. Media paling populer televisi telah membentuk opini publik dengan sangat efektif, karena dia menciptakan kerangka pikir dan masukan informasi terseleksi. Kehadiran blog seperti ini, yang bisa dilakukan dengan sangat murah, telah menimbulkan beberapa nama yang menjadi panutan (memberk kerangka pikir dan sudut pandang tertentu) dan karena tiap orang bisa membuat sendiri blog site (seperti aku yang tidak paham pemrograman sama sekali) dan bebas menentukan isi informasi yang ingin ia sampaikan maka keberagaman informasi meledak luar biasa. Dengan biaya yang tidak terlalu mahal, orang bisa mengakses berbagai informasi dan sudut pandang yang bertebaran di internet.

Orang yang agak mengikuti perkembangan teknologi dan pasar pasti teringat pada demam dan keruntuhan dotcom beberapa waktu yang lalu. Saat itu banyak perusahaan yang berkaitan dengan internet meledak begitu hebat, para teknisi internet bisa menjadi OKB (orang kaya baru) dengan bantuan venture capital mendirikan perusahaan dengan harapan bahwa berbagai usaha di internet itu akan memberi pemasukan yang luar biasa. Hal ini diperkirakan terjadi bersama berubahnya perilaku masyarakat karena kemungkinan yang dibuka oleh komunikasi internet. Kenyataannya mereka kebanyakan gagal dan bangkrut. Ternyata internet tidak menciptakan model bisnis baru yang revolusioner, tetapi hanya merubah pola komunikasi pemasaran saja. Di Indonesia, bahkan komunikasi pemasaran pun tidak berubah karena pola belanja dan produksi tidaklah banyak terkait dengan internet. Mungkin usaha internet yang berhasil di Indonesia hanyalah Detik.com yang merupakan media informasi alternatif saja.

Sesungguhnya bagaimanakah pengaruh internet terhadap perkembangan masyarakat kedepan. Bila kita mendenganr orang berbicara tentang digital divide, yakni kenyataan bahwa internet tetap mempertahankan struktur perbedaan antara mereka yang tersambung pada dunia digital dan mereka yang tidak. Bagi mereka yang tersambung memang terjadi perubahan, yakni pada akses terhadap informasi. Misalnya mereka mudah mendapat informasi tentang lowongan kerja, lebih mudah dari mereka yang tidak memiliki akses internet. Berbagai bursa tenaga kerja di alam maya, membuka peluang bagi mereka yang bisa mengakses untuk tahu tentang peluang kerja yang lebih baik.

Tetapi persoalannya adalah bahwa internet tidak hanya berhubungan dengan produktifitas dan pencerahan, tetapi juga dengan hiburan. Banyak fungsi internet adalah untuk bermain, berbincang, atau bahkan untuk mencari gambar porno. Kelihatannya di Indonesia, hal non produktif dan mencerahkan ini jauh lebih kuat. Mungkin itu sebabnya, pengguna internet indonesia lambat mengadopsi FF, mereka hanya menggunakan yang tersedia di hadapannya (EI terkait dengan Microsoft Office, yang merupakan perangkat kerja terlaris, biar di Indonesia kebanyakan bajakan).

Tidak ada komentar: