30 November 2004

The Political Machine: Mainkan kampanye pemilihan presiden AS

The Political Machine: "The Political Machine is a strategy game in which players take on the role of campaign manager for a US Presidential candidate. They must put all their political knowledge to the test as they campaign around the country in an effort to win enough voters to their cause to win on election day.

The game makes heavy use of real world demographic information to provide a realistic playing field and models contemporary issues such as the War on Terror, the economy, the policy in Iraq, and many more (issues can be updated via PoliticalMachine.com to keep them up to date)."

Wah permainan ini menarik untuk dicoba, sekarang sih belum. Paling tidak dengan memainkan ini kita bisa sedikit mengenal proses kampanye langsung. Hal ini akan sangat relevan bagi pemilihan langsung kepala daerah yang akan berlangsung sebentar lagi di banyak tempat di Indonesia. Simulasi semacam ini akan memberi inspirasi bagaimana menajalankan suatu kampanye, serta apa saja yang bisa dilakukan atau harus dihadapi.

27 November 2004


Trainning of trainners, early 2004, for project vote right and project rational choice; funded by UNDP and Partnership for Governance Reform Indonesia.
Posted by Hello

Street scene Ginza, Tokyo Japan. Just a picture I ttok there.
Posted by Hello

This is a mixture of pictures, a trial of sending three pictures at once. One is a trial of detail photography, one picture of Ginza, Japan, and one of me in a trainning session.
Posted by Hello

This is my daughter Sarah, she is four years old and she likes taking photographs and she took this picture of her by herself.
Posted by Hello

This is my wive, Paula, she is a civil engineer currently workin in road construction. She ttok this picture herself in side our Toyota Kijang. This is her first time using our Nikon Coolpix.
Posted by Hello

On the way home from Tokyo, Japan; on board Singapore Airline. Picture taken on the Tokyo - Singapore flight. Using Nikon Coolpix 3100.
Posted by Hello

16 November 2004

BBC NEWS | Technology | Election apology starts net feud

BBC NEWS | Technology | Election apology starts net feud: "An online war is under way between Americans who want to apologise for the US presidential election results, and those who are happy with the way it turned out.

Sorryeverybody.com started the duel the day after the polls closed, with a picture of its creator holding up a 'Sorry World' message.

Since then the site has racked up more than 27 million hits as other people post pictures and view the growing gallery of images.

But the site has also seen the creation of at least eight other websites set up by supporters of president George W Bush who believe there is nothing to apologise for."

well so the internet could do that, ha?!!!??
what can we do, to anything we consider important to get that kind of attention?? not fot the glory, but for the advancement of the cause. How come such a simple picture, simple idea, create so much attention? That is something to be studied.

14 November 2004

Selamat Hari Lebaran

Pada hari ini, setelah sebulan berpuasa umat Islam merayakan Hari Raya Idul Fitri, hari Lebaran. Kepada semua yang merayakan aku ucapkan selamat. Kiranya dihari ini kita semua diingatkan pada fitrah kita sebagai mahluk ciptaanNya, dan bersedia menjalankan kehidupan ini sesuai dengan kehendakNya.
Setelah ramai mendengarkan bedug dan takbir semalaman hari ini aku tidur saja di rumah. Ini memaksakan diri untuk mengisi blog ini, karena telah terlalu lama tidak tersentuh, malu juga sih. Tapi kan ini ternyata bagian dari perjalanan di alam maya. Kita kerepotan melihat ke kiri dan ke kanan, terlupa atau terlalu malas untuk mencatat apa saja yang kita lihat. Walau dengan berbagai peralatan bantu yang tersedia tidaklah sulit, tinggal keinginan kita untuk mau melakukannya, itu saja. Tetapi memang faktor manusia (human factor) adalah faktor yang paling sulit dikendalikan.
Nah, ini juga tidak jelas mau menuliskan apa, tapi harus lah. Paksakan diri untuk menuliskan sesuatu. mungkin dengan harapan ada juga yang bermakna untuk dituangkan ke dalam tulisan. juga diharapkan ada sesuatu yang bisa menjadi sumbangan pada kemanusiaan.
Memang semua yang dituliskan ini memberi manfaat apa sebetulnya, atau memang manfaat tidak menjadi pertimbangan? Setidaknya bagi mereka yang menuliskan sesuatu di alam maya, bisa menuangkan apa yang ada di dalam kepalanya. Mungkin saja selanjutnya ada sesuatu yang bisa membuat dia mendapatkan manfaat, bagi diri sendiri kalaupun tak bisamemberi manfaat bagi orang lain.
Sebagai suatu perjalanan, maka sejauh ini tidak ada kemajuan berarti. Memang telah banyak yang dilihat di alam maya, yang tidak ada kemajuan adalah aku tetap sebagai penyerap, bukan pengguna, tidak ada sesuatu yang bisa aku buat dari perjalanan alam maya ini. Miungkin hanya upaya meluangkan waktu percuma saja. Tidak berbeda dengan mereka yang nongkrong di perempatan jalan, atau ngopi di cafe dan mall. Sebetulnya diharapkan dengan membuat blog ini, yah sedikit akan belajarlah bagaimana membuat halaman yang lebih baik, sampai sekarang hal ini belum tercapai. Kiranya dalam waktu singkat bisa juga ya.
Rasanya kuaota hari ini sudah tercapai. Sekian dulu untuk sekarang, seandainya nanti ada hal lain yang menarik, aku akan tambahkan.

12 November 2004

CiteULike: A free online service to organize your academic papers

CiteULike: A free online service to organize your academic papers: "CiteULike is a free online service to organize all the academic papers you find on PubMed, JSTOR, ACM, arxiv, and IngentaConnect. If you use any of these services to read academic papers then you can get organized by:

* Adding papers to your personal library from your web browser with just one click
* Using tags to develop an easy and flexible filing system
* Sharing your library with others
* No typing in paper titles, author names, or abstracts - CiteULike automatically downloads this information for you, unlike other social bookmark managers (like del.icio.us).

You're currently looking at a list of the last few papers submitted by all the CiteULike users. Why not sign up for a free account today and start organizing your collection? All we need is your email address, a username, and a password. It should take less than fifteen seconds."

Sama seperti posting sebelumnya (delicious) maka situs ini juga akan mencatat informasi yang kita inginkan, tapi situs ini khusus untuk makalah akademik (academic paper). Lengkap dengan penulis dan lain informasi yang diperlukan dari suatu makalah akademik. Situs ini baru diluncurkan 10 November, dan saat ini masih sangat terbatas (atau aku yang belum mencoba seluruh kemampuannya). Tetapi ke depan bila Richard (sang pembuat situs) bisa menekuninya bukan tidak mungkin situs ini juga menjadi situs yang sangat digemari oleh kalangan akademik.

del.icio.us --- bookmark/favourites di internet

del.icio.us

Kalau kita sering terhubung dengan internet di rumah dan di kantor, serta kita mengumpulkan informasi di sana dari berbagai situs (websites), maka informasi yang kita kumpulkan di rumah tidak otomatis tersedia di kantor juga sebaliknya. Apa lagi kalau kita berselancar (surfing) di warnet. Link di atas akan mencatat situs yang kita ingini dan menyimpannya di internet untuk kita (kita cuma perlu mencatat alamat kita saja, aku mencatatnya di yahoo notes yang ada bersama yahoo mail.

Dengan menggunakan Firefox, wah teramat mudahnya. Semua tinggal klik dan informasi tersedia, di mana pun kita berada. Tapi memang aku masih sedang mencari Firefox portable yang bisa muat di tumbdrive biar kemana pun pergi, tinggal colok dan semua bisa menggunakan browser yang sama (setting, addon, dan informasi lain)

Ide: Kamera Digital Sebagai Alat Produktif

Rasanya semakin banyak kita yang menggunakan kamera digital, ternytat alat itu juga bisa digunakan untuk alat bantu kerja bukan hanya untuk membuat gambar keluarga dan piknik kantor. Berikut satu ide:

Yahoo! Mail - riomenajang@yahoo.com: "One-click notes: If you're in a meeting and someone is writing on a whiteboard or an overhead projector, don't bother scribbling away in your notebook: just take a picture to record the notes for posterity. From Picasa, you can email pictures to attendees or right-click on any photo to Locate on Disk and open it with Microsoft Word to add additional notes."

Penggunaan teknologi baru walau awalnya dimaksud lebih sebagai alat hiburan yang dalam perkembangannya bisa menjadi alat bantu kerja adalah hal yang tidak buruk.

Berbagai ide dan gagasan bisa kita gali dari berbagai situs di internet, cuplikan ini misalnya di ambil dari newsletter Picasa yagn merupakan software gratis dari google. Dengan menggunakan Firefox dan extension "Blog This" adalah sangat mudah untuk membuat kutipan dan posting ini.

08 November 2004

group hug // anonymous online confessions

Ada situs web (berbahasa Inggris) yang dimaksudkan untuk menampung pengakuan dosa. Entah efektif atau tidak tetapi penggunanya cukup banyak, bagaimana pangakuan dosa dalam gereja (katolik) pindah ke alam maya.

group hug // anonymous online confessions: "con*fess'\, v. i. 1. to make confession; to disclose sins or faults, or the state of the conscience.

the idea is for anyone to anonymously confess to anything. it actually feels kind of good to know that someone will read it.

this is completely confidential. no information about you or your computer is stored. in fact, we only collect the text you type, the date, and a random number."

Kalaupun kita tidak mau mengisinya, mungkin dengan membaca pengakuan orang lain kita bisa kurang merasa berdosa dengan kesalahan/dosa yang kita lakukan. Atau lebih baik seperti ditulis oleh pencipta situs ini , bila kita mengungkapkan (biar secara rahasia, situs ini tidak memuat atau merekam siapa yang membuat pengakuan) dosa kita ada perasaan lega, juga kala kita tahu bahwa ada orang lain yang membacanya.

Kalau mau yang lebih aman lagi dengan efek yang sama, coba tuliskan kesalahan/dosa kita pada secarik kertas lalu bakar kertas itu. Olah pikir kita kala kita menacoba merumuskan kesalahan/dosa kita kerap bisa mengarahkan kita pada perbuatan yang benar, seperti meminta maaf pada mereka yang kita rugikan dan memperbaiki kesalahan kita. Setidaknya kita masih mengakui (dalam hati kecil kita) bahwa tindakan kita adalah salah.

The Rise of Open-Source Politics

Internet merubah peta politik AS dengan memungkinkan orang-orang (dengan akses internet) untuk berpartisipasi secara langsung dalam proses pemilihan umum, juga pada pengambilan keputusan publik:

The Rise of Open-Source Politics: "By comparison, DailyKos is a multilayered community engineered to reward ideas that bubble up from below. Like many bloggers, Markos Moulitsas, the Gulf War veteran who runs it, requires visitors to register (for free) if they want to post a comment. He also encourages users to set up their own 'diaries,' or blogs within his blog, where they can post their own entries. Unlike most blogs, the DailyKos is built on a tool called Scoop, which includes peer moderation, where members rank each other's entries and comments. Smart diary postings thus often rise to Moulitsas's attention, and if he reprints them on his main page they gain an even larger audience.

In addition, people with high rankings become 'trusted users' who have the ability to recommend that visitors who try to disrupt conversations or simply post right-wing taunts be banned from the site. Only Moulitsas has the power to make that decision, and he weeds his garden carefully. 'If somebody posts and I haven't seen them in a while,' he told me, 'I'll say, 'Where've you been?'' Amazingly, he insists that he has developed personal relationships with hundreds of people. 'That's what happens after two years of reading the same names over and over again,' he says.

As a result, the Kos community has become a very efficient collaboration engine--not only for pooling money for candidates (at least $600,000 has been given through the site) but also for rapid fact-checking of political statements and news stories, quick dissemination of news of voting irregularities and brainstorming of campaign themes. During the presidential debates, Kos's daily traffic surged to more than a half million visits. The DailyKos, to be sure, is still an egocentric organization dominated by one person who is not without blemishes, like refusing to disclose who his paying political clients are. But his success shows the power of an open network approach to organizing.

Beyond Kos, blog-base"

Bagaimana kemungkinan aplikasinya di Indonesia, dengan permasalahan tingkat penetrasi internet yang rendah. Tetapi bahwa pengalaman AS bahwa aktivisme politik bisa terbangun dengan, antara lain keberadaan internet yang memfasilitasi. Perlu dipikirkan secara matang, karena seperti juga di AS maka kelompok perusahaan serta organisasi tradisional lain juga akan memanfaatkannya.

Apakah kelompok progresif yang menginginkan situasi lebih baik bisa memanfaatkan media internet dengan sifatnya yang belum mapan ini, atau justru akan tertinggal dengan kepompok konservatif yang hanya akan menjadikan media ini sebagai bagian dari struktur masyarakat sebagaimana adanya.

Tentu akan menarik bagaimana aktivis Indonesia menggunakan internet lebih dari sekedar email, dan milis. Walau memang kendala teknis, keterbatasan sambungan dan kualitasnya, masih akan merupakan hal yang menghambat.

Tetapi kreatifitas untuk memanfaatkan peluang yang tersedia dari media ini, mengenali peluang untuk membuka hubungan ataupun menciptakan kelompok pengguna internet yang mendukung suatu isu tertentu akan menarik untuk diamati.

Many-to-Many: Middlespace: membahas Friendsters (antara lain)

Many-to-Many: Middlespace: "Monetizing Fakesters

When Friendster launched, users enjoyed relative freedom of expression and connection. Many used it as a platform to form their own communities, some got laid and some were even more creative. Fakesters, or fake profiles, proliferated in abundance and helped make the culture unique in ways designers didn't anticipate.

Friendster tried to shut down the Fakesters because they were outside their design and encroached on their property. I once thought there was a certain logic to this because it disaffected network structures, as a Fakester was a node that collapsed the network, artificially shortening network horizons. As could be expected, the community reacted negatively and many abandoned the platform en mass.

While the burning man and urban hipster crowd moved on, the network grew in very different directions, dominated by asian cultures. Visit lengths have continued to be about 2 hours, a golden metric for advertisers, which led to their first generation business model."

Ternyata gejala Friendster itu telah menciptakan pola interaksi sosial sendiri, dan juga saat ini telah didominasi oleh kultur asia (entah bagian mana Asia maksudnya. Juga banyaknya "fakesters" yakni profil yang tidak benar (pura-pura), tetapi ternyata ini dari sudut pandang bisnis hal ini tidak mengganggu karena ternyata para pengguna friendster memiliki waktu berkunjung rata2 lebih rai 2 jam.

Karena menurut artikel di atas Friendster saat ini merupakan favorit pemasang iklan di internet. Rupanya parameter bagi pemasang iklan di internet saat ini antara lain adalah jumlah pengunjung dan waktu rata2 kunjungan. Buat praktisi periklanan mungkin hal ini perlu menjadi perhatian, alat ukur apa yang kita gunakan kala menetukan media iklan yang kita gunakan.

Izin Bangunan Sekitar Ciliwung Harus Ditinjau Lagi - Senin, 01 November 2004

Menarik untuk diikuti bahwa pada saat semua ribut dengan tema korupsi, bahwa liputan seperti ini sama sekali tidak menyinggung soal korupsi. Ketiadaan kata korupsi dalam liputan ini merupakan petunjuk jelas tentang gagasan korupsi sebagai tindakan yang secara telanjang menyangkut penyerahan uang kepada seorang pejabat pemerintah atau birokrat.

Bahkan setelah mengulang-ulang menyebutkan bahwa korupsi sudah merupakan hal yang sistemik, artikel ini gagal mengkaitkan sistem dengan korupsi. Begitu juga DPRD DKI, dari liputan ini kelihatan hanya mau menyelesaikan kasus demi kasus.

Izin Bangunan Sekitar Ciliwung Harus Ditinjau Lagi - Senin, 01 November 2004: "Izin Bangunan Sekitar Ciliwung Harus Ditinjau Lagi

Jakarta, Kompas - Dewan Perwakilan Rakyat Daerah DKI Jakarta mendesak Pemerintah Provinsi DKI untuk meninjau kembali izin sejumlah bangunan di pinggir daerah aliran sungai Ciliwung, khususnya di sekitar kawasan Gunung Sahari, Jakarta Pusat dan Jakarta Utara.

Bangunan itu dinilai tidak memenuhi syarat tentang keharusan adanya jalan inspeksi untuk akses publik. Kalaupun ada, jalan yang ada di pinggir bangunan itu bukan untuk publik, melainkan untuk kepentingan pengelola gedung.

Ketua DPRD DKI Ade Surapriatna dan Sekretaris Komisi D Fathi R Shidiq mengatakan itu secara terpisah, Sabtu (30/10), seusai pelepasan jenazah almarhum RAH Tampubolon, anggota DPRD DKI dari Fraksi Partai Demokrat, yang meninggal akibat serangan jantung saat Rapat Kerja Komisi B dengan PD Pasar Jaya dan PD Dharma Jaya.

Sesuai dengan master plan, kawasan daerah aliran sungai (DAS) Ciliwung direncanakan akan dilebarkan menjadi 40 meter dari kondisi eksisting sekitar 25 meter. Dalam master plan juga disebutkan adanya lahan untuk jalan inspeksi selebar 13 meter. 'Kalau bangunan itu sudah memiliki izin, eksekutif harus meninjau kembali izin tersebut. Kalau perlu mengaudit kembali,' kata Fathi.

'Boleh saja bangunan sudah berdiri. Tapi jika ternyata bangunan itu melanggar, harus dicari siapa yang memberi izin itu,' jelas Ade.

Secara tepisah, Wakil Gubernur Fauzi Bowo justru mengatakan bahwa tidak semua sungai harus ada atau memiliki jalan inspeksi. 'Sebagian besar memang diwajibkan memiliki jalan inspeksi. Tapi tidak semua sungai harus dilengkapi jalan itu,' katanya.(pin)"

Pada dasarnya hal ini menunjuk pada kelemahan birokrasi secara umum (lemah kalau diukur dari kemampuannya untuk memberikan layanan publik, meningkatkan kualitas kehidupan publik; tetapi kuat kala diukur dari kemampuannya meninkatkan kualitas kehidupan mereka yang terkait dengan birokrasi dan pemertintahan). Tetapi bagi mereka yang pernah mengurus IMB, dan dalam proesesnya ternyata terdapat "penyimpangan" (yakni sesuatu yang tidak sesuai dengan peraturan) maka sesuai dengan "peraturan" ada 2 kemungkinan: a) menyesuaikan rencana bangunan dengan peraturan b) membayar sejumlah denda dan terus dengan rencana.

Hal ini dimungkinkan karena adanya "peraturan" bahwa atas setiap pelanggaran akan dikenakan sanksi (bisa berupa denda sampai pembongkaran), tetapi bisa juga sanksi tersebut hanyalah denda tanpa merubah rencana. Dalam bahasa teori hal ini adalah diskresi administrasi, yakni kelonggaran bagi pelaksana hukum untuk membuat aturan (administrasi) di bawah hukum sebagai penjaabaran hukum yang ada. Diskresi selanjtnya adalah kebijaksanaan aparat birokrasi untuk menafsirkan hukum dan segala peraturan di bawahnya.

Dalam kasus ini, denda merupakan damai, proses pembangunan bisa diteruskan. Masalahnya yakinkah kita bahwa seluruh proses ini tidak memuat korupsi. Kembali pengalaman menunjukan bahwa proses yang terlalu besar memberi kewenangan diskresi pada birokrasi sebagi pelaksana kebijakan (eksekutif dan legislatif), merupakan titik yang sangat rentan terhadap korupsi.

Selanjutnya sudah serign disebutkan bahwa transparansi berbanding terbalik dengan korupsi. Proses pemberian IMB (dan IPB) merupakan proses yang jauh dari transparan, bukan dalam arti ketelanjangan dan setiap warga bisa mengikuti proses rapat pemberian IMB. Namun bahwa proses pemberian IMB tidak bisa dijelaskan secara konsisten serta memiliki standar yang jelas dan rinci. Kutipan pernyataan Wagub di bagian akhir liputan, menunjukkan bahwa ada aturan yang mengecualikan bagian sungai tertentu dari ketentuan yang mengatur bagian suangai yang lain.

Hal lain dalam artikel ini adalah kecenderungan represif, tanpa memperhatikan proses prefentif dan edukatif. Keinginan ketua DPRD untuk mencari siapa yang memberi ijin mungkin akan menaikan populeritas karena bisa menangkap koruptor (bila terbukti menerima sejumlah uang) Hal yang akan terjadi kala bangunan di bongkar dan pemilik bangunan "bernyanyi" tentang denda dan pelicin yang telah dikeluarkan, sambil menunjukkan ijin yang dimiliki. Hal ini akan meningkatkan resistensi birokrasi untuk melawan habis upaya pembenahan perijinan (khususnya IMB dengan tidak kooperatif, suatu kiat yang telah sangat mereka kuasai selama ini walau dengan tidak sadar).

Dalam perspektif pencegahan maka yang terpenting dilakukan baik oleh DPRD maupun KPK, adalah untuk meninjau seluruh proses perijinan (dengan kewenanganan hak kontrol dewan, dan pemberantasan korupsi KPK). Mengembagnkan praktek Tata Pemerintahan Yang Baik (transparansi, partisipasi dan akuntabilitas) kedalam proses perijinan. Upaya pencegahan sistematis, justru akan mendorong pegawai yang baik (moral dan profesional) serta mematahkan rantai korupsi perijinan.

Hal ini walau tidak seglamourous menyeret pelaku tindak pidana korupsi tetapi justru akan memperbaiki kinerja pemerintahan, dengan meningkatkan pelayanan publik. Pelayanan publik dalam arti sempit pemberian ijin bangunan, tetapi lebih penting adalah pelayanan publik dalam arti luas, yakni menciptakan kota yang tertata dan menjaga kepentingan orang banyak terhadap lingkungan kota. Untuk itu DPRD perlu meninjau ulang seluruh proses perijinan dan penataan kota di DKI, serta melihat apakah ada unsur korupsi di dalamnya. Yakni apakah suatu aturan administratif memang menjalankan kan fungsinya sebagai penjabaran kebijakan pemerintahan yang tepat, yakni menciptakan kehidupan publik yang lebih baik. Serta bukan hanya mempertebal PAD dan lebih buruk lagi mempertebal kantong pejabat daerah.

Juga bagi KPK diperlukan kejelian untuk menyoroti kasus seperti ini dan melakukan upaya pencegahan (preventif) dan pendidikan (edukasi) tentang korupsi secara lebih sistematis. Korupsi sistemik yang dihadapi secara sporadis, sebaik apa pun niatnya, tidak akan berhasil. Diperlukan upaya sistemik pula untuk menghadapinya. Semoga ada pihak yang tergugah untuk menindak lanjuti untuk menata keseluruhan sistem administrasi dan politik dengan menghilangkan unsur2 koruptif dan lingkungan (termasuk hukum dan peraturan) yang menyuburkan tindak pidana korupsi.

::IPCOS:: Institute for Policy and Community Development Studies

::IPCOS:: Institute for Policy and Community Development Studies: "Who We Are


The Institute for Policy and Community Development Studies (IPCOS) is an Indonesian non-profit independent Non Government Organization based in Jakarta. It was founded in January 1995 by a number of Indonesian citizens concerned about the state of the nation.

Driven by the motivation to raise the dignity of human beings through policy and development activities the founders laid down what is to be the Institute's guidelines. The main concern of the founders were in developing society's self-reliance, and together promoting alternative policies that are ethically prudent, morally right, academically justifiable, and practically expedient.

IPCOS conducts research and studies, organize seminars, discussions and workshops in its area of concern. It also publishes materials in its area of expertise. The Institute is always active in conducting strategic studies, independently or in cooperation with government or private organizations, domestic or foreign.

The Institute is also working to induce productive economic activities for the disadvantaged people who have been left behind by past - and current - development policies. The Institute is doing this by providing information and training in alternative practices."

Lagi belajar ingin tahu apakah bisa sekalin memuat gambar dari website ......lihat deh, karena yang sekarang ini blok yang dibuat memuat grafis sih.

::IPCOS:: Institute for Policy and Community Development Studies

::IPCOS:: Institute for Policy and Community Development Studies: "The Institute for Policy and Community Development Studies (IPCOS) is an Indonesian non-profit independent Non Government Organization based in Jakarta. It was founded in January 1995 by a number of Indonesian citizens concerned about the state of the nation.

Driven by the motivation to raise the dignity of human beings through policy and development activities the founders laid down what is to be the Institute's guidelines. The main concern of the founders were in developing society's self-reliance, and together promoting alternative policies that are ethically prudent, morally right, academically justifiable, and practically expedient.

IPCOS conducts research and studies, organize seminars, discussions and workshops in its area of concern. It also publishes materials in its area of expertise. The Institute is always active in conducting strategic studies, independently or in cooperation with government or private organizations, domestic or foreign.

The Institute is also working to induce productive economic activities for the disadvantaged people who have been left behind by past - and current - development policies. The Institute is doing this by providing information and training in alternative practices.
"

Above is the website of my organization, not that i own it, by I belong to it.

Ini adalah percobaan untuk menggunakan extension 'Bloggit!" dari Firefox, suatu cara yang sangat mudah untuk membuat posting bila kita ingin mengutip sesuatu dari internet, seperti kutipan di atas, dan pada posting sebelum ini. Semakin lama memang kelihatannya aku semakin menyukai Firefox, karena ia terasa menyenangkan dan memudahkan pemanfaatan informasi yang ditemukan untuk diteruskan ke dalam blogsite ini misalnya.

Dengan extension lain, mudah bagi kita untuk mengirimkan email tentang sesuatu, walau kita hanya memiliki webmail, seperti Yahoo, MSN, atau Gmail.

CBS News | Can Mozilla Beat Godzilla? | November 5, 2004�19:14:07

CBS News | Can Mozilla Beat Godzilla? | November 5, 2004�19:14:07: "Unlike proprietary software, developers of open source programs make no effort to hide the underlying computer code that makes up the software. By keeping the source code open, it makes it easier for others to improve or enhance the application. Proprietary software developers, like Microsoft, go to great lengths to hide their code so as to protect trade secrets and help thwart piracy and plagiarism as well as to keep competitors are bay. "

.... dan masih terus belajar dan berlatih .....

Pada hari ini kita terus belajar mempergunakan weblog ini, kelihatannya memang tidak terdapat kemajuan. Mungkin karena terlalu asik berselancar di alam maya. Masih seprti kemarin memang menarik mengikuti pertarungan antara perusahaan besar dengan kelompok mandiri (open source).
Nah hari ini kita harus terus belajar aja deh ya. entar sambung lagi sekarang mau coba yang lain dulu.

07 November 2004


Ini percobaan yang kedua untuk mengirim foto ke Blogger dengan Hello yang masih saudara dengan Blogger. Percobaan Pertama tidak terlalu memuaskan, semoga percobaan kedua ini memberi hasil yang lebih baik sih. Posted by Hello

06 November 2004

Rasa .....

Rasa pertama terkait dengan indera pengecap, berurusan dengan makanan/minuman; ia juga berurusan dengan sentuhan kala rasa itu terkait dengan sensasi yang muncul kala kulit kita menyentuh sesuatu. Tetapi secara umum rasa adalah keseluruhan pengalaman kita yang ada dalam hati (atau otak?). Bagi pengguna bahasa Indonesia kala kita berbicara dengan orang lain, sering kita mengungkapkan sesuatu "Saya rasa" hal ini berbeda dengan pengguna bahasa Inggris yang kerap mengungkapkan "Saya pikir".

Apakah hal ini adalah gejala dari suatu hal yang lebih mendalam? Apakah benar bahwa pengguna bahasa Indonesia lebih dituntun oleh perasaan ketimbang pengguna bahasa Inggris? Tentulah hal ini membutuhkan kajian mendalam dari bidang psikologi. Apa sebetulnya yang akan membedakan mereka yang terutama dituntun oleh perasaan dari mereka yang terutama dituntun oleh pikiran? Umumnya pikiran dikaitkan dengan logika dan informasi yang dapat diuji kebenarannya, sedangkan perasaan kerap lebih sulit diuraikan. Mungkin karena sensasi memang bukan bagian dari alam logika. Tidak berarti bahwa perasaan tidak logis.

Rasa kerap dikaitkan dengan keindahan, sedangkan pikir terkait dengan kebenaran. Tetapi apakah kedua hal itu bertentangan, saya rasa (atau pikir) tidak. Atau menurut saya seharusnya tidak. Keindahan yang benar, kebenaran yang indah. Ketidak mampuan kata untuk merumuskan keindahan, ketidakmampuan kata merumusakan rasa lebih disebabkan oleh pelatihan kita sebagai pengguna bahasa.

Akan sangat sulit merumuskan keindahan cinta, ia hanya bisa dipahami oleh mereka yang pernah mengalaminya. Bila pikiran adalah suatu keahlian yang bisa diajarkan, maka rasa adalah suatu hal yang juga bisa dilatihkan. TEtapi karena kita lebih terbiasa dengan pemuatan keputusan berdasarkan logika (katanya) kita sering lupa untuk mempertimbangkan peranan perasaan. Tetapi sesungguhnya saya yakin hal itu tidak berarti bahwa perasaan tidak berperan dalam proses pengambilan keputusan.

Sadar atau tidak para praktisi periklanan kerap mengeksploitasi hal ini, berapa banyak iklan yang bersandar pada faktor emosional dan berapa banyak iklan yang bersandar pada faktor analisis, logika dan pikiran. Menonjolkan keindahan untuk mengarahkan proses pembuatan keputusan seseorang selalu dipilih dari pada menonjolkan kebenaran, atau mengarahkan seseorang untuk melihat fakta yang paling logis. Kita kerapa melihat iklan yang sepenuhnya mengandalkan daya tarik keindahan tanpa logika sedikitpun, tetapi nyaris tidak pernah kita melihat iklan yang berani menonjolkan kebenaran dengan mengabaikan keindahan (setidaknya dalam tampilan iklan tersebut).

Mudah orang kemudian menytakan bahwa hal ini terjadi karena Indonesia masih terbelakang, bahwa orang Indonesia belum tercerahkan (enlightened). Tetapi faktanya adalah bahwa hal serupa juga terjadi di negara yang paling maju sekalipun. Jadi kesimpulan (logis) bahwa hal ini khusus Indonesia tidaklah benar. Fakta lain adalah bahwa bagi praktisi pemasaran kerap iklan yang tidakberselera (makin tidak logis juga dieksekusi tanpa keindahan) sering lebih berhasil membawa pembeli, padahal maksud dari iklan komersil adalah untuk menciptakan pembeli. Iklan adalah seni terapan, bukan seni murni. Keberhasilan suatu iklan bukan dalam kacamata kritikus, tetapi apakah pemasang iklan terpuaskan maksudnya. Dan biasanya pemasang iklan menginginkan produk atau jasanya dikenal dan dibeli orang, bukan iklannya dikenal dan disukai orang.

Dari hal yang paling makro, kita beralih pada hal yan paling personal. Keputusan untuk berpasangan dengan orang lain, baik menikah atau berpacaran. Kerap diasosiasikan bahwa hal ini merupakan suatu hal yang sepenuhnya diatur dengan perasaan, kalaupun ada seseorang yang memilih pasangannya dengan logika kita cenderung menanggapi hal itu sebagai sesuatu yang negatif. Tetapi betulkah hal ini? Dalam berbagai novel dan sinetron selalu kisah macam Siti Nurbaya muncul, pilihan hati berhadapan dengan pilihan kepala. Plot yang sering adalah bahwa pilihan hati mejadi pilihan individu sedangkan pilihan kepala menjadi pilihan keluarga atau komunitas.

Mungkin sebaiknya aku berhenti dulu di sini, dan membuat kelanjutan tulisan ini setelah merenungkannya sedikit lagi. Atau memang saat ini aku perlu melakukan hal yang lain (hahahahahahaha).

05 November 2004

Ini percobaan untuk menggunakan 'hello' dan 'picasa' yang diberikan cuma-cuma oleh Google sebagai pemilik Blogger (tempat situs ini bermukim). Posted by Hello

04 November 2004

.... untuk selanjutnya

Pada posting yang kedua ini, dilakukan pada hari yang kedua, materi masih tidak dipikirkan tetapi lebih merupakan latihan untuk menggunakan blog ini. Masih berpikir bagaimana bisa bekerja dengan lebih efektif dan efisien.

Semenjak satu bulan terakhir ini, aku menggunakan browser (piranti lunak untuk melihat situs internet) Firefox (FF), sejauh ini sangat puas dengan kinerja (performance) piranti ini. Berbeda dengan Internet Explorer (IE) yang biasa aku gunakan sebelumnya, banyak kemungkinan kita untuk membuat tampilan dan kerja FF sesuai dengan keinginan dan kebutuhan kita. Secara standar dia memiliki fitur-fitur tambahan baik untuk menyesuaikan tampilannya (Themes) maupun fitur tambahan (Extension). Aku misalnya memilih untuk menggunakan theme yang menjadikan seluruh toolbar tampil lebih kecil, memberi ruang lebih besar pada isi situs ang bisa ditampilkan. Juga beberapa extension yang kerap aku gunakan Quicknotes yang merupakan notes kecil, untuk mencatat berbagai hal yang kita inginkan selagi kita di internet, extension lain bahkan memungkinkan kita untuk memblok bagian (text) tertentu dari situs dan mengirimkannya ke Quicknotes.

Lebih jauh dari sekedar perbedaan fungsional dan kinerja, FF dan IE sesungguhnya memiliki perbedaan yang lebih dari sekedar teknis. IE adalah produksi Microsoft yang merupakan perusahaan piranti lunak terbesar, yang saat ini adalah browser terpopuler di dunia, menguasai lebih dari 90% pasar. Sedangkan FF adalah bagian dari Mozzila yang tidak merupakan suatu perusahaan tetapi suatu komunitas programmer. Menariknya adalah pada bulan November ini FF diluncurkan sebagai produk lengkap dengan iklan di New York Times 1 halaman penuh yang dibiayai oleh para donatur dari pengguna FF. Beberapa berita terakhir menyebutkan bahwa saat ini pengguna FF telah naik cukup signifikan (maaf catatnya tercecer). Tetapi kenaikan besar sesungguhnya terjadi juga kala ada serangan virus tertentu yang merusak banyak IE tetapi tidak berhasil menyerang FF. Penjelasan teknisnya adalah bahwa FF yang menggunakan teknologi dasarnya Java lebih aman dari pada IE yang menyandarkan diri pada Activex.

Masih lebih jauh lagi FF dan IE adalah hal yang paling kasat mata dari perbendaan dua pendekatan informasi dan perkembangan informasi di alam maya (analogi juga bisa ditarik lebih jauh ke dalam masyarakat luas). IE terkait dengan Microsoft dan Bill Gates merupakan eksponen pasar bebas, yakni efisiensi produksi dan keunggulan teknologi dalam suatu struktur komando berdasarkan kepemilikan pribadi. FF merupakan eksponen gerakan open source yang tidak terkait pada pemilikan pribadi tetapi justru menjadikan produk yang dihasilkan sebagai milik publik. Pertarungan antara perusahaan besar berdasar pemilikan pribadi dan efisiensi dengan komunitas berdasarkan solidaritas ini sedang berlangsung dengan sangat serunya di dunia maya.

Pada tataran yang berbeda juga blogsites dilihat sebagai telah memangkas dominasi penerbitan besar seperti televisi. Media paling populer televisi telah membentuk opini publik dengan sangat efektif, karena dia menciptakan kerangka pikir dan masukan informasi terseleksi. Kehadiran blog seperti ini, yang bisa dilakukan dengan sangat murah, telah menimbulkan beberapa nama yang menjadi panutan (memberk kerangka pikir dan sudut pandang tertentu) dan karena tiap orang bisa membuat sendiri blog site (seperti aku yang tidak paham pemrograman sama sekali) dan bebas menentukan isi informasi yang ingin ia sampaikan maka keberagaman informasi meledak luar biasa. Dengan biaya yang tidak terlalu mahal, orang bisa mengakses berbagai informasi dan sudut pandang yang bertebaran di internet.

Orang yang agak mengikuti perkembangan teknologi dan pasar pasti teringat pada demam dan keruntuhan dotcom beberapa waktu yang lalu. Saat itu banyak perusahaan yang berkaitan dengan internet meledak begitu hebat, para teknisi internet bisa menjadi OKB (orang kaya baru) dengan bantuan venture capital mendirikan perusahaan dengan harapan bahwa berbagai usaha di internet itu akan memberi pemasukan yang luar biasa. Hal ini diperkirakan terjadi bersama berubahnya perilaku masyarakat karena kemungkinan yang dibuka oleh komunikasi internet. Kenyataannya mereka kebanyakan gagal dan bangkrut. Ternyata internet tidak menciptakan model bisnis baru yang revolusioner, tetapi hanya merubah pola komunikasi pemasaran saja. Di Indonesia, bahkan komunikasi pemasaran pun tidak berubah karena pola belanja dan produksi tidaklah banyak terkait dengan internet. Mungkin usaha internet yang berhasil di Indonesia hanyalah Detik.com yang merupakan media informasi alternatif saja.

Sesungguhnya bagaimanakah pengaruh internet terhadap perkembangan masyarakat kedepan. Bila kita mendenganr orang berbicara tentang digital divide, yakni kenyataan bahwa internet tetap mempertahankan struktur perbedaan antara mereka yang tersambung pada dunia digital dan mereka yang tidak. Bagi mereka yang tersambung memang terjadi perubahan, yakni pada akses terhadap informasi. Misalnya mereka mudah mendapat informasi tentang lowongan kerja, lebih mudah dari mereka yang tidak memiliki akses internet. Berbagai bursa tenaga kerja di alam maya, membuka peluang bagi mereka yang bisa mengakses untuk tahu tentang peluang kerja yang lebih baik.

Tetapi persoalannya adalah bahwa internet tidak hanya berhubungan dengan produktifitas dan pencerahan, tetapi juga dengan hiburan. Banyak fungsi internet adalah untuk bermain, berbincang, atau bahkan untuk mencari gambar porno. Kelihatannya di Indonesia, hal non produktif dan mencerahkan ini jauh lebih kuat. Mungkin itu sebabnya, pengguna internet indonesia lambat mengadopsi FF, mereka hanya menggunakan yang tersedia di hadapannya (EI terkait dengan Microsoft Office, yang merupakan perangkat kerja terlaris, biar di Indonesia kebanyakan bajakan).

Pada mulanya ........

Akhirnya setelah banyak mendengar dan membaca sendiri tentang fenomena blog aku memberanikan diri untuk terjun langsung. Walau tidak paham pemrograman sama sekali, rasanya apa sih hal terburuk yang bisa terjadi? Kebiasaan sehari-hari sebagai peneliti, paling tidak hobi menjadi peneliti, ada rasa ingin tahu apa sesungguhnya yang terjadi di balik fenomena blog ini. Secara lebih luas coretan perjalanan kealam maya, sesuai dengan yang dimaksudkan para pembuatnya memang hanya akan menjadi coret-coret yang tidak terutama ditujukan kepada khalayak umum, tetapi karena kehadirannya di alam maya secara gratis, yah siapa saja bisa membacanya.

Harapannya dengan berjalannya waktu ada tambahan kemampuan membuat website, paling tidak untuk membuat tampilan situs ini menjadi lebih menarik. Tapi mungkin juga penguasaan teknik pembuatan situs alam maya, justru pada akhirnya hanya akan menghasilkan rancangan kasat mata yang minimalis, karena pengalaman aku melihat berbagai situs yang ku sukai biasanya adalah yang tidak ramai. Kemungkinan aku lebih berpikir pada struktur informasi yang disampaikan. Bila memang tampilan tertentu mendukung maka ia akan digunakan.

Hal lain adalah keinginan untuk menggunakan situs ini sebagai sarana latihan menulis spontan, dan produktif, tanpa terlalu mempertimbangkan aturan yang terlalu banyak. Tulisan dan tampilan sini tidak dirancang dengan bertele-tele. Bila kita percaya pepatah "Allah bisa karena biasa", maka diharapkan dengan membiasakan menulis di sini kemampuan untuk menyampaikan gagasan dan perasaan secara panjang lebar, tapi tetap rnut sehingga bisa diikuti oleh orang lain bisa tercapai.

Kemungkinan besar isi situs ini akan berkisar pada masalah politik, karena itu pekerjaan sehari-hari. Bukan sebagai pelaku politik tetapi sebagai peneliti, dan mungkin sedikit aktivis. Dalam pekerjaan ku lingkungan LSM merupakan lingkaran pekerjaan, dan pergaulan. Judul 'Kelana Maya' dipilih karena untuk mengisina perlu memasuki dunia maya, kemungkinan besar sebelum mengisi aku akan bertualang kesana dan sini untuk mendapat informasi terbaru, atau sekedar melihat lihat apa yang baru. Ada banyak hal menarik yang ingin aku tuangkan di sini.

Seberapa besar sesungguhnya dampak internet (jejaring maya) pada kehidupan nyata, pada masyarakat umum? Ini pertanyaan besar yang akan dicoba untuk di tuangkan di sini. Pencaharian terus menerus, adakah sesuatu yang menarik di alam maya yang ditemu dalam waktu belakangan. Misalnya hari ini saat pemilihan Presiden AS, berlangsung adalah menarik mengikuti informasi yang berkembang tidak dari media korporasi besar seperti CNN, tetapi bagaimana berbagai kelompok masyarakat menanggapi kemenangan Bush.

Sebelum bermain dengan sarana ini aku sudah menjalani chatting di yahoo chat, untuk beberapa saat aku sudah sangat aktif. Sedikit banyak tertangkap bagaimana perbincangan lintas lokasi berjalan, dan membentuk komunitas sendiri. Situs seperti ini yang berbeda dengan chat tentu mempunyai implikasi yang berbeda. Kalau chat banyak diisi oleh perbincangan yang kerap tidak bisa diikuti, runtutannya, saat berlangsung di suatu room (atau kanal kalau di IRC). Keammpuan kita untuk cepat memperkenalkan topik dan menimpali pembicaraan yang berlangsung, yang sering lebih merupakan ekspresi tanpa gagasan, sangat memusingkan bagi mereka yang belum terbiasa.

Pada bagian awal ini, memang tertuang tanpa struktur dan persiapan. Tidak heran ia menajdi suatu yang tidak enak diikuti. Mungkin untuk posting berikut aku harus lebih berpikir untuk menjadikannya lebih baik. Untuk saat ini seua ini lebih merupakan uji coba secara langsung.

Dengan sendirinya tanggapan siapapun atas semua yang tercantum atau terlewatkan akan sangat membahagiakan, walau isinya celaan, karena paling tidak artinya ada yang membaca. Secepat aku bisa aku akan mencoba memberi tanggapan. Atas apa yang terjadi pada anda sampai terdampar kesini, aku tak tahu musti mengucapkan selamat atau turut berduka cita.