17 Februari 2005

Artikel tentang "political blogger

Political Bloggers - the new paparazzi - Blog Maverick - www.blogmaverick.com: "Fortunately, there is a way to deal with the paparazzi. There is also a way for the gatekeepers to deal with the bloggers. A simple way.

Recognize them. Give them respect. Celebrities can’t keep photographers out of their bushes no matter how hard they try. The gatekeepers won’t be able to keep the bloggers out either. Instead they should invite them in.

Not 1. Not 2. But several from both sides. Bring in the more popular blogs that like you, and the same number of those that don’t. Give them as much access as you give the NY Times, Wash Post. Don’t muzzle them, let them write

I will tell you exactly what will happen next. The blogs you invite in will still try to trip you up, but they will quickly morph and act like traditional media. When you screw up , they will tell you when it happens and give you a chance to comment and respond. They will like being on the inside and adjust to try to stay there.

The bloggers left on the outside will continue to try to trip you up, but will spend more time and energy trying to tear down the bloggers who got inside the gates. Jealousy is a bitch."

Bagaimana menghadapi blogger, tapi juga berisi ulasan peran blogger berhadapan dengan media konvensional. Menurut penulis artikel yang dikutip media tradisional lah yang akan menjadi sasaran para blogger, seperti layaknya paparazzi yang bersembunyi di segala tempat dan waktu untuk mendpatkan sesuatu yang eksklusif.

Nah, mungkin saat ini buat Indonesia persoalannya adalah bagaimana menciptakan komunitas blogger yang memadai untuk bisa menjadi paparazi buat siapa saja, salah satunya sih memang mungkin media. Mungkin ini kelemahan kampanye anti Roy Suryo yang terlalu halus menyasar RS, kalau pada saat yang sama justru media yang hanya mengutip "self proclaimed experts" tanpa mengerti persoalan, mungkin persoalannya menjadi lain.

Media yang hanya mengutip RS karena tidak cukup rajin mencari orang lain yang lebih mengerti tentang blog dan perkembangan Internet, tidak akan tersinggung dan tidak akan berbuat apa2 kalau serangan di arahkan ke RS, bahkan tidak menarik ... dalam istilah Pers tidak ada nilai berita. Kalau sebaliknya pernyataan RS dan media yang mengutipnya yang sekalian diserang, media akan membela diri. Kalau si penyerang bisa menunjukkan bahwa setidaknya dalam topik yang dibicarakan dia lebih mengerti dari media yang asal kutip saja, maka dia bisa tampil sebagai pemernang. Menarik misalnya bagaimana menggunakan persaingan antar media untuk melancarkan strategi ini. Pemetaan persaingan media menjadi persyaratan penting.

Tetapi dalam jangka panjang akan berlangsung percepatan penerimaan media konvensional terhadap blog sebagai sumber berita maupun kutipan opini. Bagaimana implementasinya? Nah, ini sudah memasuki ruang yang mungkin sebaiknya untuk sementara dibicarakan secara terbatas, karena ada potensi untuk menyinggung beberapa pihak serta sangat mungkin ada konsekeuensi legal dan komersial.

Jadi sampai jumpa dalam roll out blog media campaign.

Tidak ada komentar: